Batik Kaligrafi dari Balekambang

Kompas. Siapa bilang pondok pesantren atau ponpes hanya mendidik para santri berakrab-akrab ria dengan pelajaran agama dan Al Quran? Siapa bilang pesantren yang letaknya di pedalaman dan jauh dari keramaian kota, ketinggalan zaman?
Ponpes Salafiyyah Roudlotul Mubtadiin yang berada di Kabupaten Jepara, membuktikannya. Di pesantren yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Jalan Raya Kudus-Jepara itu, para santri belajar ilmu agama dan kehidupan, sekaligus dibekali aneka macam keterampilan.
Salah satunya adalah keterampilan membuat batik kaligrafi yang dikembangkan para santri Jurusan Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ponpes Balekambang. Batik kaligrafi merupakan perpaduan antara aneka motif batik dengan seni menulis huruf Arab.
Proses pembuatan batik kaligrafi hampir sama dengan pembuatan batik pada umumnya. Materi atau bahan-bahannya pun sama, seperti kain, malam (lilin), dan canting. Perbedaannya terletak pada teknik pewarnaan batik, yaitu menggunakan kuas, bukan dicelup pada bak pewarna.
Hal itu memudahkan para santri mewarnai aneka macam bidang dan pola dengan aneka macam warna. Selain itu, hasil akhirnya tidak selalu berwujud bahan pakaian, tetapi bisa menjadi lukisan atau hiasan dinding.
Pengasuh Ponpes Balekambang KH M Ma'mun Abdulloh ZA didampingi Ketua Pengurus Ponpes Balekambang, Mustamir Wildan, Rabu (18/8), di Jepara, mengatakan, batik kaligrafi merupakan akulturasi budaya Jawa dengan Arab. Batik tersebut juga perpaduan antara keterampilan dan penanaman nilai-nilai agama. "Kami mengajari para santri membatik kaligrafi dengan tujuan melestarikan budaya, membekali keterampilan siswa, sekaligus mendalami ayat-ayat suci melalui batik," kata Ma'mun.
Harapannya, para santri mempunyai bekal plus atau berlebih ketika lulus dari ponpes sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat. Bekal lebih itu adalah ilmu agama, sikap atau karakter, dan keterampilan.
Mustamir Wildan menambahkan, Ponpes Balekambang menyebut pola pembelajaran dan pengelolaan ponpes tersebut sebagai pendidikan karakter. Upaya tersebut ditangkap Kementerian Pendidikan Nasional yang memberikan penghargaan pada SMK Ponpes Balekambang atas usaha merintis, menerapkan, dan melaksanakan Pendidikan Karakter Bangsa 2010.
"Kami ingin menjadikan para santri mempunyai pegangan agama di tengah arus globalisasi yang semakin kencang ini. Ibaratnya tuku krupuk imbuh rambak, donyane kejupuk akhirate kecandak (beli kerupuk diberi tambahan rambak, dunia terpegang dan akhiratnya kena pula)," kata Mustamir. (HENDRIYO WIDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar