Ihlas (P)


Tema: Surat al-Ihlas. Tipe: batik kombinasi tulis-cap. Bahan: kain katun primisima. Ukuran: 110x130cm (non-pigura). Berat: 200 gr. Harga (Rp): 160.000,00.

Keterangan:

Surat al-Ihlas, surat ke-112 dalam Alquran terdiri atas 4 ayat, yang berbunyi:
قل هوالله احد الله الصمد لم يلدولم يولد ولم يكن له كفوااحد
Terjemahannya: Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Surat al-Ihlas termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, yang turun sesudah surat an-Naas. Dinamakan al-Ikhlas karena sepenuhnya merupakan penegasan tanpa reserve terhadap kemurnian keesaan Allah. Kemurnian keesaan Allah itu bersifat hakiki, dan karenanya mengandung arti penegasian terhadap selain-Nya dengan menolak segala macam kemusyrikan dan  menjelaskan bahwa tidak ada yang menyamai-Nya.
Karena kemurnian keesaan Allah inilah maka Allah satu-satunya tujuan permohonan perlindungan dari segala macam kejahatan (sebagaimana di jelaskan dalam surat al-Falaq), baik kejahatan dari jin maupun manusia (seperti dijelaskan dalam surat al-Nas).
Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah, "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai tuntunan untuk menjawab permintaan kaum musyrikin.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah dari Abi Aliyah yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab. Diriwayatkan pula oleh at-Thabarani dan Ibnu jarir yang bersumber dari Jabir bin Abdillah dan dijadikan dalil bahwa surat ini Makkiyah).
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi menghadap kepada Nabi, dan di antaranya Ka'bubnul 'asyraf dan Hay bin Akhtab. Mereka berkata, "Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Tuhan yang mengutusmu." Ayat ini (S.112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa'id bin Jubair. Dengan riwayat ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surat ini Madaniyyah.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Ahzab (Persekutuan antara kamu Quraisy, Yahudi Madinah, kaum Goththafan dari Thaif dan munafiqin Madinah dan beberapa suku sekeliling Makkah) berkata: "Lukiskan sifat Tuhanmu kepada kami." Maka datanglah Jibril menyampaikan surat ini yang melukiskan sifat-sifat Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abil 'Aliyah yang bersumber dari Qatadah.)
Catatan:
Menurut as-Suyuthi kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab adalah kaum musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga surat ini dapat dipastikan Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut di atas dan diperkuat pula oleh riwayat Abus Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi dan berkata, "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami
tentang Tuhanmu." Rasulullah saw tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini yang melukiskan sifat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar